Kamis, Desember 03, 2015

Gamang Nan Manyeso ( Gamang yang Menyiksa )

author photo

Gamang Nan Manyeso ( Gamang yang Menyiksa )

Afma Tampan
Afma Tampan

Pilkada serentak tinggal menghitung hari, orang-orang sudah siap dengan pilihannya, pilihan untuk memilih dan pilihan untuk tidak memilih. Bagi mereka yang memutuskan untuk tidak memilih dengan alasan apapun, selayaknya harus dipertanyakan akan hak dan kewajiban mereka sebagai warga daerah. Memutuskan untuk tidak memilih sesungguhnya kita telah memutuskan untuk tidak peduli dengan pembangunan daerah dimana kita tinggal.

Ada fenomena menarik dalam  hal pilih memilih saat pilkada ini, yaitu fenomena warna, putihkah, hitamkah atau abu abu kah?.

Putih dalam artian sikap yang jelas mendukung salah satu paslon, hitam artinya lawan warna putih. hitam bagi yang paslon yang tak didukung tapi tetap putih bagi paslon yang didukung. Sedangkan abu-abu dalam pandangan paslon adalah tidak jelas sikap dukungannya, apakah mendukung paslon A atau paslon B.

Sebenarnya dalam sebuah pemilihan benar-benar di jamin kerahasiaan, karena azas pemilihan itu sendiri adalah langsung, umum, bebas dan rahasia, walaupun dalam pandangan paslon dan tim sukses kita di pandang abu-abu.

kalau azas pemilihan ini kita pahami, maka seharusnya bila paslon A kampanye kita hadir dan bila paslon B kampanye kita juga harus hadir. Kehadiran dalam sebuah kampanye bagi warna abu-abu adalah hal yang sangat ditakuti karena menghadiri kampanye salah satu paslon sama artinya dengan mendukung nyata-nyata paslon tersebut.

Dalam sebuah pemilihan, sebenarnya kita memang dituntut abu-abu, tapi pasca pemilihan kita juga harus siap menerima nasib abu-abu juga.

Kenapa demikian ?

Tim sukses paslon tidak saja bekerja mempengaruhi orang dengan berbagai cara agar memilih paslon yang mereka dukung, tapi juga mempunya semacam badan intelejen untuk mencatat siapa-siapa saja yang tidak mendukung mereka, terutama para aparat atau pejabat dan para pengusaha atau konglomerat. Bila mereka menang, dipastikan mereka yang tidak mendukung tersebut tidak akan dapat jabatan dan proyek-proyek di daerah tersebut.

Pengalaman selama ini mengajarkan, Pilkada umumnya tidak melahirkan pemimpin yang membangun masyarakat dan daerahnya, tapi membangun kelompok-kelompok yang mendukung mereka. Bagi yang tidak ikut mendukung, maka rasa gamang dan menyiksa akan mewarnai hidup mereka  selama yang tidak didukung itu berkuasa.....

Semoga untuk Sumatera Barat tidak terjadi yang seperti ini. Amin

Padang, 4 Desember 2015








.

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement