Senin, September 14, 2015

Untuk di Pilih, Apa yang Telah Diperbuat?

author photo

Untuk di Pilih, Apa yang Telah Diperbuat?

Ilustrasi Pilkada
Ilustrasi Pilkada

Pilkada serentak tanggal 9 Desember 2015, adalah saat-saat yang sangat mendebarkan bagi pasangan calon peserta Pilkada. Bagi kota/kabupaten atau provinsi adalah sangat menentukan kebijakan pemerintan kedepan. Bagi tim sukses adalah pertarungan hidup mati untuk karir dan bisnis lima tahun kedepan dan bagi masyarakat hanya bisa berdoa agar kehidupan lima tahun kedepan lebih baik lagi, siapapun yang jadi bupati/ walikota / gubernur mereka.

Menurut penganatan saya, alasan orang memilih prosentase yang paling tinggi adalah karena KETOKOHAN dan KETAKAHAN, kemudian karena KEDEKATAN atau hubungan emosional, selanjutnya karena KEUANGAN.

Tentang ketokohan dan ketakahan ini sudah bersuluh matahari dan bergelangganga mata orang banyak. Bila sebuah daerah mempunyai seorang Tokoh yang benar-benar Takah yang maju di ajang Pilkada.  di pastikan mayoritas suara rakyat  akan memilih dia.

Kedekatan sangat erat hubungannya dengan kepentingan, karir atau bisnis. Para tim sukses akan berani berinvestasi untuk menanggulangi biaya politik yang timbul guna mendapatkan dukungan masyarakat.

Keuangan ini sama dengan Dondong aia dondong dadak saja, dima nan baraia disinan kawanko tagak. Artinya, mereka ini merasa tidak punya kepentingan sedikitpun untuk memilih, tapi kalau ada tim sukses pasangan calon menitipkan uang transport ke TPS pada mereka, maka dipilih jugalah pasangan yang didukung tim sukses tersebut.

Sering kita mendengar bisik laseh seperti ini, " Apa yang telah dia perbuat, kalau kita harus memilih dia?'.

Menurut saya, kalau seseorang berbuat untuk kepentingan orang banyak dengan menggunakan uang pribadi atau kelompoknya, itu namanya Investasi Sosial

Kalau dia berbuat  untuk kepentingan orang banyak dengan menggunakan uang negara atau uang rakyat  maka namanya investasi politik.

Sebenarnya dari manapun sumber uang untuk berbuat guna kepentingan orang banyak tersebut tidaklah menjadi penting. Yang menjadi sangat penting adalah memahami tujuannya dalam berbuat tersebut. Kalau tujuan benar-benar untuk kepentingan kemajuan rakyat atau daerah atau negara maka dia pantas dikatakan sebagai seorang tokoh yang takah, abdi rakyat, abdi daerah dan abdi negara.

Kalau tujuan untuk mendapatkan simpati masyarakat, untuk melanggengkan kekuasaan atau membangun dinasti maka dia pantas dikatakan sebagai tokoh yang serakah.

Mari kita berserah diri pada Tuhan, semoga Tuhan menunjukan kita memilih pasangan calon Tokoh yang Takah untuk memimpin daerah kita lima tahun kedepan. Amin

Padang, 15 September 2015
Afma Tampan






This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement