Kamis, September 03, 2015

Satir: Pilgub Sumbar, Tanpa Orang Ketiga,,,?

author photo

Satir: Pilgub Sumbar, Tanpa Orang Ketiga,,,?

ilustrasi
Ilustrasi

Orang ketiga selalu dijadikan kambing hitam. Contohnya bila terjadi sebuah perselisihan atau pertengkaran dalam sebuah rumah tangga, penyebabnya dicurigai dipicu oleh orang ketiga.

Sebenarnya orang ketiga itu siapa sih?
Kenapa bukan orang ke empat atau kelima dan seterusnya?

Dalam istilah kehidupan ini, menjadi orang pertama memang sangat menyenangkan, semua layanan yang didapat VIP, segala urusan di prioritaskan.

Menjadi orang kedua terasa sangat menyebalkan, merasa tidak diperhatikan. Karena biasanya orang pertama tidak mau berbagi dengan orang ketdua, Orang kedua merasa menjadi pelengkap saja. segala urusan yang tidak begitu penting baru dikerjakan oleh orang pertama.

Apalagi menjadi orang kebanyakan, dipastikan dianggap tidak ada sama sekali.

Menyimak kondisi Pilgub Sumbar sampai saat ini, KPU sudah menetapkan hanya ada dua pasang calon, jelas penomoran pasangan calon itu sampai dua. No.1 Pasangan MK-FB dan No. 2. IP-NA.

Bicara tentang masalah nomor, atau angka- angka,  masayarakat kebanyakan yang rata-rata tiap hari biasa menanam harap akan keajaiban nomor atau angka ini, punya keahlian khusus dalam meramu segala angka dan rahasianya. Masyarakat kebanyakan ini sepertinya punya kamus sendiri. Apapun bentuk kejadian di alam nyata dan di alam mimpi, mereka bisa menafsirkannya dalam angka-angka. Mereka sangat paham akan istilah angka naik, angka mati dan angka keberuntungan.

Tentang angka keberuntungan dalam Pilgub Sumbar, apakah angka satu atau angka dua ?
Untuk menjawab persoalan ini, hanya masyarakatlah yang dipastikan mampu untuk menjawabnya. Jelas posisi masyarakat  sebagai orang ketiga yang akan menentukan nomor satu atau nomor dua yang akan beruntung.

Bagi pasangan calon yang kalah akan menganggap masyarakat sebagai kambing hitam, dan pasangan calon yang menang akan menganggap masyarakat sebagai kuda hitam.

Kondisi demokrasi saat ini, posisi masyarakat hanyalah sebagai alat atau untuk diperalat oleh mereka yang ingin berkuasa. Walau bangsa ini sudah 70 tahun merdeka, tapi kemakmuran dan kesejahteraan yang dijanjikan dalam petisi kemerdekaan hanyalah menyentuh 10%-20% dari rakyat bangsa ini.

Suatu ketika, saya melihat sebuah stiker yang ditempel di sebuah kendaraan bermotor, " INDONESIA TANAH AIRKU, TANAH KUSEWA AIR KUBELI". Kupikir benar juga seperti yang kurasa........


Padang, Agustus 2015
 Afma Tampan




This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement