Jumat, September 18, 2015

Kabut yang Perkasa

author photo

Kabut yang Perkasa


kebakaran hutan
Kebakaran hutan


Ketika Harimau menjadi Raja hutan, kawasan hutan terjaga dengan baik. Hukum rantai makanan yang terjadi semuanya menuju sebuah keseimbangan. Hutan memberikan kontribusi positif pada kehidupan manusia, oksigen yang melimpah, membuat orang yang tinggal di sekitar kawasan hutan menjadi tenang dan sehat.

Saat terjadi kudeta, dinasti harimau menjadi jatuh, raja hutan di ambil alih oleh manusia. Manusia yang menjadi raja hutan ini membabi buta. Dengan alasan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan pendapatan negara, pohon-pohon di tebang diolah jadi uang, kawasan hutan dijadikan areal perkebunanan. Saat musim hujan tiba, berita banjir hampir merata di seluruh Indonesia ini.

Ternyata investasi di bidang perkebunan sangat menjanjikan, ketika raja-raja hutan ini merasa kesulitan untuk mendapat izin HPH, mereka punya pikiran cerdas, dengan memperalat orang-orang yang membutuhkan uang untuk makan, hutan dibakar dimana-mana. Aparat segera bergerak, para pembakar ditangkap, tapi raja hutan atau cukong-cukong ini tertawa bahagia, membagi upeti dan menjadi penyelamat. Dengan alasan rehabilitasi atau investasi, kawasan bekas kebakaran hutan sudah menjadi areal pemukiman dan perkebunan.

Mungkin kira-kira seperti itulah ilustrasi yang terjadi di negara Indonesia yang kita cintai ini, "Indonesia Tanah Airku, tanah ku sewa air ku beli", tulis sebuah stiker yang kubaca yang menempel pada sebuah kendaraan motor roda dua.

Menurut laporan jurnalis Okezone ( 14/9/2015), ada sekitar 982 titik api yang terlihat di sekitar hutan Sumatera.  Staf Analisa Badan Meteorologi Klmatilogi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru Yesi Chisty menyatakan, dari hampir 1.000 titik panas itu, Riau menyumbang 55 titik panas.
Sementara daerah paling parah adalah Sumatera Selatan (Sumsel) dengan 618 titik panas. Disusul Jambi dengan 184 titik panas sisanya tersebar provinsi lainnya.

Kebakaran hutan tidak saja merusak habitat hutan, tapi juga membuat masyarakat bergelimpangan sakit. Saat ini kita bisa saksikan daftar antrian di pusat layanan masyarakat untuk mendapatkan pengobatan akibat    menghirup asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan ini.

Hutan di bakar, asap menyebar dimana-mana mengancam kesehatan masyarakat. Harga kebutuhan hidup melonjak, pendapatan berkurang, transaksi melemah diberbagai sektor, rupiah sudah tembus melewati angka 14 ribuan. Dilain sisi, kita saksikan di media, para anggota DPR di Senayan berhasil memperjuangkan diri mereka untuk mendapatkan peningkatan penghasilan mereka.

Menghadapi kebakaran hutan membuat negara ini tidak berdaya. Apalagi menghadapi serangan dari negara lain. Kata kawan saya, lebih baik dijajah oleh bangsa asing dari pada di jajah oleh bangsa sendiri. Kalau dijajah oleh bangsa asing kita bisa memerangi mereka. Kalau berperang dengan bangsa sendiri dianggap anarkis, mengganggu stabilitas NKRI.

Ya Tuhan, berilah negara ini para patriot,  negarawan , para pemimpin yang merakyat, yang tidak mementingkan pribadi dan kelompoknya....., Amin

Padang, 19 September 2015

Afma Tampan

 

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement