Senin, Oktober 26, 2015

Selamat Hari Listrik Nasional: Salam Untuk Penemu Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistim Bandulan

author photo

Selamat Hari Listrik Nasional: Salam Untuk Penemu Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistim Bandulan

Zamrisyaf
Zamrisyaf

Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke 19, pada saat beberapa perusahaan Belanda, antara lain pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Ketenagalistrikan untuk kemanfaatan umum mulai ada pada saat perusahaan swasta Belanda yaitu N V. Nign, yang semula bergerak di bidang gas memperluas usahanya di bidang penyediaan listrik untuk kemanfaatan umum. Pada tahun 1927 pemerintah Belanda membentuk s'Lands Waterkracht Bedriven (LWB) , yaitu perusahaan listrik negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan , PLTA Bengkok Dago , PLTA Ubrug dan Kracak di Jawa Barat, PLTA Giringan di Madiun, PLTA Tes di Bengkulu, PLTA Tonsea lama di Sulawesi Utara dan PLTU di Jakarta. Selain itu di beberapa Kotapraja dibentuk perusahaan-perusahaan listrik Kotapraja.
Dengan menyerahnya pemerintah Belanda kepada Jepang dalam perang dunia 11, maka Indonesia dikuasai Jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang, dan semua personil dalam perusahaan listrik tersebut diambil alih oleh orang-orang Jepang. Dengan jatuhnya Jepang ke tangan sekutu, dan diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasaan Jepang, kemudian pada bulan September 1945 suatu delegasi dari buruh / pegawai listrik dan gas menghadap pimpinan K N I Pusat yang pada waktu itu diketuai oleh M. Kasman Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya, delegasi bersama-sama dengan pimpinan K N I Pusat menghadap Presiden Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan - perusahaan listrik dan gas kepada pemerintah Republik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden Soekarno, dan kemudian dengan Penetapan Pemerintah No. 1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945 dibentuklah Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Sejarah Ketenagalistrikan Di Indonesia Mengalami Pasang Surut Sejalan Dengan Pasang Surutnya Perjuangan Bangsa. Pada Tanggal 27 Oktober 1945 Kemudian Dikenal Sebagai Hari Listrik Dan Gas. Hari Tersebut Diperingati Untuk Pertama Kali Pada Tanggal 27 Oktober 1946, Bertempat Digedung Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat ( Bpknip ) Yogyakarta. Penetapan Secara Resmi Tanggal 27 Oktober 1945 Sebagai Hari Listrik Dan Gas Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Tenaga. Nomor 20 Tahun 1960, Namun Kemudian Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik Nomor 235 / Kpts / 1975 Tanggal 30 September 1975 Peringatan Hari Listrik Dan Gas Yang Digabung Dengan Hari Kebaktian Pekerjaan Umum Dan Tenaga Listrik Yang Jatuh Pada Tanggal 3 Desember. Mengingat Pentingnya Semangat Dan Nilai-nilai Hari Listrik, Maka Berdasarkan Keputusan Menteri Pertambangan Dan Energi Nomor 1134.k. / 43.pe /1992 Tanggal 31 Agustus 1992 Ditetapkanlah Tanggal 27 Oktober Sebagai Hari Listrik Nasional (Sumber: pln-jatim.co.id).

70 tahum sudah bangsa kita pengeloalaan Listrik Negara ini, dari pembangkit listrik warisan Belanda, dan pembangunan dan pengelolaan pembangkit tenaga listrik setelah kemerdekaan,. Apakah PLTA, PLTU, PLTG dan PLTD berskala besar.

Ternyata perkembangan penduduk dan zaman tidak bisa di iringi oleh penyediaan akan kebutuhan listrik. Semakin banyak pembangkit listrik dibangun, namun kekurangan daya selalu jadi alasan untuk dilakukan pemadaman bergilir. Ternyata bukan ayam saja yang menggilir betinanya tapi listrik juga sangat suka menggilir pelanggannya.

Potensi sumber tenaga listrik cukup besar dinegara kita, namun keseriusan pemerintah dalam mengelolanya belum lagi maksimal. Disamping sumber tenaga air dan gas, juga terbentang luas lautan yang berpotensi menghasilkan listrik sumber gelombang air laut.

Adalah sahabat kita, Zamrisyaf. Sang penemu pembangkit listrik tenaga gelombang laut sistim bandulan, yang mana penemuan beliau ini sudah di patenkan sejak tahun 2002, tapi sampai sekarang kita belum lagi mendengar penerapannya dalam menghasilkan listrik skala besar.

Zamrisyaf sahabat kita ini hanya tamat STM,  pernah mendapat penghargaan Kalpataru pada 1983 dari Presiden Soeharto karena membuat listrik dengan kincir untuk desanya di Sitalang, Lubuk Basung. Kincir itu dianggap kincir listrik tepat lingkungan. Untuk prestasinya itu maka dia ditawarkan menjadi pegawai PLN Wilayah Sumbar.

Saya mengenal beliau di tahun 1995 an, sekarang kabarnya belia ditarik  ke pusat. Saya pernah tanya beliau kenapa pembangkit listrik tenaga gelombang sistim bandulan itu belum juga dibangun dalam skala besar, beliau menjawab, " Pitihnyo indak ado....".

Semoga ide dan keinginan Zamrisyah untuk membangun PLT Gelombang laut sistim bandulan ini didukung oleh pemerintah dan bisa mengatasi kekurangan daya listrik di Indonesia ini, Amin

Selamat Hari Listrik Nasional
27 Oktober 1945 - 27 Oktober 2015.

Afma Tampan



This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement