Selasa, September 29, 2015

Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Bencana

author photo
Ilustrasi Gempa Padang
Ilustrasi Gempa Padang

Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Bencana

 

Kearifan Lokal:

Kearifan lokal adalah suatu keyakinan ditingkat komunitas masyarakat yang diwariskan secara turun temurun untuk mempertahankan dan meningkatkan kehidupan berdasarkan potensi  lokal yang ada.

Mitigasi:

Serangkaian upaya  yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana atau jatuhnya korban akibat bencana yang terjadi.

Bencana:

Secara umum pengertian mengenai  beberapa istilah bencana  dapat  diuraikan sebagai berikut :

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan/atau faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.

Bencana Non Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit.

Sumatera Barat Rawan Bencana:

-Gunung Merapi
-longsor
-banjir
-gempa

Catatan Gempa Padang (Sumber: Wikipedia)

1.10 Pebruari Tahun 1797

Padang saat itu di kuasai oleh Ingris,
Kekuatan Gempa 8,7 -8,9.
Gempa yang di ikuti oleh Tsunami.

2.25 November 1833

Padang saat itu di kuasai Belanda
Kekuatan Gempa 8,8 – 9,2
Gempa di ikuti oleh Tsunami.

3.30 September 2009

Kekuatan Gempa 7,9
Tidak di ikuti Tsunami
Kearifan Lokal dalam Penanggulangan Bencana.


Gempa tahun 2009, adalah sebuah bukti nyata bahwa warga kota padang tidak mempunyai pengetahuan mitigasi dalam menghadapi bencana.

Cerita gempa sebelumnya yang pernah melanda kota Padang, tidak ditemui dalam cerita-cerita Kaba, naskah Pantun, pepatah-petitih atau syair lagu gamad dan kaba dendang Pauh

Padahal banyak kita temui kearifan lokal orang Minangkabau dalam membaca tanda-tanda alam, seperti:

Sakali aia gadang sakali tapian barubah
Cewang dilangik tando ka paneh, gabak di hulu tando ka hujan
Alun takilek alah takalam

panakik pisau sirawik
pambalah batang lintabuang
salodang ambik kanyiru
satitik jadikan lawik
sakapa jadikan gunuang
alam takam bang jadi guru

Dima bumi dipijak di sinan langik di junjuang
dima rantiang di patah di sinan aia di sauk

Kaba buruak ba ambauan
kaba baik ba imbauan

Mungkin banyak lagi kalau digali, tapi jarang kita menemui pesan-pesan moral seperti:
bagaimana tanda-tanda gempa  akan datang?
apa tandanya tsunami datang melanda?
apa yang yang harus dilakukan bila negeri tiba-tiba gempa?

Pengalaman adalah guru yang paling berharga.
Gempa 30 Spetember 2009, adalah pelajaran yang paling berharga. Ketidaktahuan tentang gempa dan Tsunami menimbulkan kepanikan dan korban jiwa.

Pelajaran yang di dapat dalam menghadapi gempa 2009, adalah mitigasi yang paling efisien untuk disampaikan pada masyarakat secara luas saat ini dan masa datang.


Padang, 30 September 2015


 Afma Tampan

This post have 0 komentar


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement